Balada Tresno Sri dan Bejo

Episode: “Ayam yang Tertukar”

http://peternakan.umm.ac.id/id/umm-news-2455-cara-beternak-ayam-kampung-pedaging.html
http://peternakan.umm.ac.id/id/umm-news-2455-cara-beternak-ayam-kampung-pedaging.html

Menapak langit senja yang cerah, Sri mondar-mandir di ruang tamu dengan gelisah. Tak betah menunggu sang pujaan hati pulang, ia hanya bisa memandang keluar dengan gamang. Sekonyong-konyong, ada ketukan di balik jendela.

“Dek,”

Sri lantas berlari kencang menghampiri pintu, menyambut si pemilik suara yang sudah tegap berdiri di seberangnya dengan wajah berkeringat, namun tersimpul senyuman hangat. Sri balas tersenyum dengan rona wajah penuh mawar sekuntum. “Masuk, Mas. Dek Sri ambilin minum ya”

“Hmmm, baunya enak, Dek. Hari ini adek masak apa?” Bejo melenggang ke dapur yang biasanya bernuansa bening, kini berganti dengan warna kuning.

“Dek Sri bikinin ini khusus buat Mas. Yang selalu Mas kangenin, Soto Medan.”

Wajah Bejo pun sumringah, tak sanggup ia bersembunyi dari kejujuran bahwa hatinya diselimuti rasa syukur akan perhatian dari belahan jiwanya. Ia pun tak mau sedikitpun menunda melihat sepiring nasi sudah terhidang di hadapannya. Suapan pertama, Bejo hanya mengulum senyum. Dengan jantung yang berdegup kencang, Sri menanti sebuah komentar. Bejo hanya terus melanjutkan mengunyah dengan suapan kedua, ketiga dan seterusnya. Karena tak tahan membendung gundah yang membuncah, Sri tak sabar hati untuk bertanya,

“Gimana Mas, Soto Medan buatanku enak tidak?”.

Kali ini Bejo tak hanya menghujani Sri dengan senyuman, tapi jempolan. “Enak, Dek, Cuma rasanya mirip Opor Ayam ya,”

Sri hanya bisa duduk bersimpuh mendengarnya, sambil mendekap kebisuan dengan wajah merah bersemburat malu yang tak terkira.

 

–Bersambung–

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *